Mau Sampai Kapan?


Mau sampai kapan kamu sibuk mengomentari yang bukan urusanmu? 

Tahu hanya sepotong, tapi sudah merasa boleh mengambil kesimpulan. Itu masih di tahap tahu yang bahkan belum sampai di tahap paham. Setelah mengambil kesimpulan sekenanya, tanpa dilanjutkan dengan mencari tahu kebenarannya, kamu merasa berhak membuat cerita lalu menyebarkannya pada orang-orang yang bahkan jauh lebih nggak mengerti apa-apa. Tapi lucunya, kalian kemudian sepakat, setuju untuk membahas dan nyinyir terhadap hidup dan masalah orang lain, yang bahkan gak kalian kenal dekat. Biar apa, sih?

Kenapa kamu gampang sekali membenci orang yang bahkan gak punya masalah pribadi denganmu, alih-alih dekat. Kenapa kamu gampang sekali merasa bisa mengomentari dan menghakimi keputusan dan pilihan hidup orang lain yang bahkan mungkin hanya kamu sapa sehari sekali atau bahkan gak pernah bertemu sama sekali. Kenapa kamu gampang sekali bilang orang lain "salah" hanya karena orang-orang di sekitarmu bilang dia "salah", tanpa berusaha mencari tahu bahwa mungkin saja dia berada di sisi "benar"?

Jangan memelihara mental pengecut di dalam diri. Jangan merasa benar hanya karena merasa sedang di atas, jangan merasa bisa menilai orang lain karena tahu kamu akan selalu ada yang membela. Orang yang kamu benci sebegitunya itu adalah seorang anak, punya orang tua yang mendoakan. Begitu pun kamu, dibesarkan dan didoakan oleh orang tuamu, toh bukan untuk kemudian dihakimi atas apa-apa yang kamu lakukan. Dan lagi, kenapa kamu setelah dibesarkan malah memilih jadi manusia yang pikiran dan hatinya jahat sekali terhadap orang lain?

Tentu saja, beginilah dunia. Ada baik buruk, ada hitam putih. Begitu pun manusia, yang hatinya bisa sekali dibolak-balik dan berubah kapan saja. Tapi kawan, bergerombol untuk sama-sama membenci orang lain itu rasanya bukan lagi hal yang pantas, apalagi kalau yang kalian obrolkan itu isinya fitnah dan lantas merugikan orang lain. Jadi, selama gak mengganggu jalan napasmu, kurang-kurangilah sifat merasa berhak mengomentari dan menghakimi perihal hidup dan masalah orang lain. Selain karena bukan urusanmu, juga karena kamu gak pernah tahu rasanya jadi mereka.

Diam saja, duduk yang nyaman di tempatmu, urusi hidupmu sendiri.

Perhatikan saja orang-orang yang kamu sayang, beri mereka cinta yang banyak. Jangan sampai karena terlalu sibuk mengurusi yang bukan urusanmu, kamu tanpa sadar sudah jadi pembenci yang selama ini hanya sibuk membuang waktu. Mau sampai kapan?

Bagaimana Ini, Kekasih?


Cuaca sedang dingin sekali. Kulihat dari kejauhan kamu berjalan cepat, melangkah kecil-kecil, menjaga agar dua kopi di genggaman tak tumpah. Sembari mengangsurkan kopi, kamu tersenyum padaku. Manis sekali. Terlalu manis, hingga aku takut membayangkan bagaimana kelak rasa hidupku kalau kamu tak ada. Kamu lalu duduk di sampingku, seperti biasa. Ritual bertemu di kursi kayu tua pinggir sungai saat matahari mulai pamit. Ritual sejak 7 tahun lalu.

Kita bisa membicarakan apapun di sini. Apapun, kecuali masa depan.

Apapun mengenai kita di masa depan adalah tabu. Hari ini kita masih saling mencintai, siapa tahu esok cerita sudah berbeda lagi. Hari ini mungkin seperti biasa kita berpisah dengan bibirku yang mendarat di keningmu, siapa tahu esok kita berpisah dengan punggung yang bergetar karena caci maki. Padahal kemarin dan hari ini, aku mencintaimu sangat dalam, hingga sakit rusuk ini menanggungnya. Tapi tetap saja, esok nasib kita masihlah tanda tanya.

Kurasa masa depan kita memang tak akan pernah sampai. Kita yang tak berani membicarakan perihal pernikahan, anak-anak, atau membangun rumah bersama. Kita bahkan belum pernah menginjakkan kaki ke rumah satu sama lain, kita yang sama-sama bingung sebenarnya sedang memerjuangkan apa. Pernah kita memutuskan untuk berpisah, tapi kemudian berakhir dengan kamu yang sengsegukan tak berhenti dan aku yang mematung sakit melihatnya.

Suara adzan terdengar. Kamu berdiri, tersenyum kecil padaku, lalu berlari menuju masjid. Suara adzan yang selalu kudengar di waktu-waktu seperti ini, suara yang memanggilmu untuk datang memijak lantai masjid lalu bersujud dengan khusyuk. Suara yang tak kumengerti artinya.

Kulempar pandangan jauh sekali. Entah memandang apa.

"Tuhan, aku mencintai gadis ini. Ingin selalu bersamanya, ingin disambut senyumnya sepulang kerja, ingin punya anak yang lahir dari rahimnya, ingin menghabiskan sisa usia di sisinya..." kusentuh kalung salib yang menggantung di dada. "Tapi aku sudah lelah. Aku ingin berhenti berjuang."

Bagaimana ini, Kekasih? Apa yang harus kita lakukan?



#30harimenulissuratcinta #poscintatribu7e #harike-3

Untuk Lelakiku


kamu,
tak perlu susah payah berusaha membuatku tertawa selalu
karena aku tak sampai hati membuatmu memerjuangankan bahagiaku

tak perlu mati-matian menjadikan dirimu sosok sempurna
karena aku suka kamu yang mencukupkan dirimu untukku saja

tak perlu membuktikan cinta seluas samudra atau memetik bulan
karena aku lebih suka kamu diam dan kita saling menggenggam tangan
aku tak ingin kita saling mengenal lalu kemudian jadi benar-benar asing

kuharap kamu tahu rasanya
berdoa dengan sungguh-sungguh, berharap semua jadi kenyataan
di dunia yang sementara ini, semoga kita punya bagian cerita sendiri
di dunia yang sementara ini, semoga kita tak berakhir dengan orang lain

kamu,
tak perlu jadi luar biasa dan bisa segalanya
karena berawal dari kelemahan-kelemahan kita bisa saling menemukan
karena lelaki kuat pun bisa hilang pegangan dan aku ingin jadi yang menguatkan

kamu,
aku tak akan membuatmu repot dengan permintaan
aku tak akan merengek dan marah padamu tanpa alasan
aku tak akan menuntutmu memenuhi ambisi-ambisiku
aku tak akan membuatmu khawatir dengan kelakuanku

kamu,
aku hanya ingin kita bisa berbagi cerita
aku hanya ingin kita bisa jadi teman hidup selamanya
aku hanya ingin kamu tak kemana-mana dan kita berjalan berdua
aku hanya ingin kamu menetap di sisi, tak berniat mencari-cari lagi



#30harimenulissuratcinta #poscintatribu7e #harike-2

Cerita Tentang Desain Interior


Postingan ini dipindah ke blog lain. 
Oh ya, saya juga sudah bikin postingan tanya jawab tentang Jurusan Desain Interior.

Sila klik 'Cerita Tentang Desain Interior' dan 'Q & A (Interior)', ya. ^^