Nah, Sudah Kukatakan...


Hai, Kamu.

Aku ingin menanyakan kabarmu, tapi aku tahu kamu sedang bahagia. Tentu saja. Kita bertemu nyaris setiap hari. Mungkin kepalamu sedang mencerna baik-baik, kenapa aku mengirimi surat. Kenapa jadi sok melankolis, kenapa jadi seperti orang zaman dulu. Kalau ada apa-apa lebih baik sampaikan langsung saja, pasti itu pertanyaanmu sekarang. Turunkan dulu alismu yang bertaut, supaya aku bisa lebih tenang memaparkan satu persatu maksudku padamu. Nah, iya begitu.



Aku jatuh cinta padamu.

Itulah yang ingin kukatakan. Itulah yang selama ini ingin kusampaikan. Di tiap ada kesempatan, rasanya ingin sekali kuutarakan. Tapi mulutku, tak pernah punya nyali untuk jadi perantara hati. Tak pernah punya nyali, sekadar bertanya apa kamu telah dimiliki. 

Saat kita sekadar berpapasan tanpa kata, saat kita berbagi cerita, saat aku membuat lelucon lalu kamu tertawa, saat kamu sedih dan aku hanya bisa berdiri disana. Aku ingin bilang, aku jatuh cinta. Aku ingin bilang, aku hampir gila semakin lama rasa ini tersimpan.

.... Wow. Sudah kukatakan. Akhirnya kukatakan.

Seperti apa wujudku di hatimu, aku penasaran. Tapi sungguh, perkara balasan, aku tak mengharap apa-apa. Ini bukan munafik, hanya tak ingin kamu tertekan. Karena jatuh cinta adalah pilihanku, jatuh cinta kembali padaku adalah pilihanmu. Tapi, apa aku ingin bersamamu sembari memilikimu? Tentu saja aku ingin. Tapi maksud surat ini, bukan untuk memintamu. Surat ini perantara mulutku yang selalu kesulitan mengucap bahkan tiap kali hatiku telah bulat.

Kamu, kelak akan kuungkapkan langsung padamu. Semua isi surat ini, akan kuucapkan ulang kata perkata tanpa harus melongo isi kertas. Aku hapal. Ini yang setiap saat terngiang di kepala. Ingin sekali seperti pujangga yang bisa bicara langsung pada yang dipuja. Tapi aku yang jatuh cinta diam-diam ini memangnya bisa apa.

Semua sudah kukatakan, baiknya surat ini aku sekiankan.


Sekali lagi kukatakan, aku jatuh cinta padamu.


------




P.S. Surat ini terinspirasi dari novel terbaru @benzbara 'Surat untuk Ruth'. Dan dari beberapa cerita teman yang sedang jatuh cinta diam-diam. Jenis kelamin pengirim dan yang dikirimi surat dalam postingan ini, terserah pada yang membaca. Atau, terserah pada kalian yang sedang jatuh cinta diam-diam hingga tak mampu mengungkapkan. *keliling naik Vespa merah*

7 comments: