photo from artwallpaperhi.com
Tuan, sekali saja, izinkan aku bertanya
Apa kini kau sedang membunuhku perlahan?
Karena akhir-akhir ini, hatiku makin terasa hampa
Seakan sedikit demi sedikit kau keluar dari sana
Tak serta merta, namun perihnya terasa
Apa kini kau sedang meninggalkanku?
Tuan, sekali saja, jawablah semua tanda tanya
Apa kau sudah tak menginginkanku lagi di masa depan?
Karena akhir-akhir ini, jiwaku makin terasa kesepian
Kau seakan tak pernah benar-benar berada di sana
Pundakku kini sering menggigil
Tak kuat menahan desakan air mata
Karena kau makin terasa tak tergapai
Tuan, sekali saja, mintalah sesuatu pada semesta
Apa benar kalau selama ini hanya aku saja yang berjuang?
Karena sungguh, kakiku-kakiku makin lelah
Kupikir karena kita telah jauh melangkah
Tapi ternyata, selama ini aku berjalan seorang diri
Kau, entah sejak kapan, terasa memisahkan diri
Tuan, tak pernahkah kau berdoa untuk kita?
Untuk semua suka duka dan fajar senja
Untuk semua cerita yang disaksikan oleh kita saja
Tuan, hatiku kini berantakan
Langkahku terasa berat tapi aku bahkan sulit melihat
Jalan ke depan gelap karena kau menolak menerangi
Jejak-jejakku merindukan jejak-jejakmu
Ruas-ruas jemariku merindukan ruas-ruas jemarimu
Tuan, apa seperti ini rasanya perpisahan?
No comments:
Post a Comment