Upaya


Hidup ini berisi melompat dari upaya satu ke upaya lain. Orang tua mengupayakan kelahiran, saat telah lahir kita berupaya agar bisa bicara dan berjalan, lalu upaya-upaya lain yang membentuk hingga saat ini. Upaya-upaya kecil, upaya-upaya besar. Upaya-upaya yang tidak hanya diusahakan oleh kita saja.
Kita kadang lupa bahwa Tuhan punya perpanjangan tangan berupaya mereka yang selama ini susah payah mengupayakan kita. Agar kita tetap hidup, tetap cukup, tetap bahagia, tetap tertawa. Kita kadang lupa bahwa mereka-mereka ini bagaikan lingkaran yang menjaga agar kita tetap seimbang dan tidak kurang.
Uang yang selalu tersedia, pakaian yang bersih dan rapi, makanan yang masih hangat, kasur empuk yang spreinya rutin diganti, kendaraan siap pakai, kata-kata manis sebelum tidur, rumah untuk bernaung, lengan dan pundak untuk berlindung.
Di dunia ini yang sementara ini kita tidak pernah benar-benar berupaya sendiri. Orang tua, saudara, pasangan, teman, bahkan orang asing yang sekadar tersenyum di jalan, semua sedang mengupayakan. Entah lewat tenaga atau doa.
Berterimakasihlah pada mereka yang selama ini berjuang mengupayakan, kita masihlah makhluk yang saling membutuhkan. Karena daun yang telah kering saja, masih butuh angin dan gravitasi untuk jatuh bertemu tanah. 

No comments:

Post a Comment