Manusia dan luka-luka tak terlihatnya.
Sering kamu merasa sebegitu tersakitinya hingga memilih untuk pahit terhadap semua. Waktu, pertemuan, hal, orang. Karena satu orang membuatmu terluka, lantas semua yang kemudian datang terasa sama saja. Sama tak pekanya, sama brengseknya.
Kenapa kamu senang sekali memelihara luka. Kenapa kamu senang merasa tak baik-baik saja, lalu berharap seseorang datang untuk menolong dan menyembuhkan. Padahal, lukamu jelas bukan tanggung jawabnya. Seseorang hadir, membuatmu bahagia, namun saat kalian tak sejalan, kamu menganggapnya tak mampu mengerti, tak bisa sepenuhnya memahami.
Jangan terus-terusan memelihara luka. Hingga setiap orang yang datang akhirnya memutuskan untuk angkat kaki. Bukan salah mereka. Itu hanya kamu yang begitu keras kepala memelihara luka, seringnya malah dengan bangga.
"Aku terluka, kalian tidak tahu seperti apa rasanya.
Semua orang sama saja, tak akan pernah ada yang mengerti. Aku terluka."
Berhenti merasa kamu harus selalu dimengerti dan dimaklumi karena sedang terluka.
Jadikan lukamu sebagai pengingat. Bahwa kamu pernah berusaha bangkit lalu mencari bahagia.
No comments:
Post a Comment