Buku dan Kopi

Lagi-lagi, dua hal itu. Lagi-lagi, kolaborasi mereka yang terpapar di sini. Ah, mau bagaimana lagi. Memangnya aku bisa apa melawan mereka. Sendiri saja, masing-masing dari mereka mengikatku begitu hebat. Apalagi saat berduet bersama. Di sore hari yang sejuk, nggak ada yang lebih hebat dari mereka.

Yah, mungkin introvert itu tercipta dari perpaduan mereka. Saat mata bahkan susah teralih dari barisan huruf yang sedang dilahap dengan rakus, satu tangan masih sempat mengangkat gelas untuk kemudian mulut menyeruputnya, juga dengan rakus. Kadang, aku merasa mereka berdua sedang berebut diperhatikan. Ada kalanya aku hanya sibuk membaca hingga kopi terbengkalai dan dingin, seringnya aku hanya menyeruput kopi sambil memikirkan apa-apa yang sebenarnya nggak perlu dipikirkan. Mungkin, kalau mereka bisa protes saat aku 'menikmati' tiap bagian, ini kalimat yang paling mungkin mereka teriakkan.

Buku: "Hei, kau 'kan sudah mengambilku dari rak, ayo sekarang baca aku! Kalau kau nggak berniat membacaku, kembalikan aku ke barisan bersama buku-buku lain. Kau sudah membukaku selama lima belas menit, tapi kau bahkan belum juga maju untuk membaca halaman lain."

Kopi: "Oh plis, tutup mulutmu, Buku. Dia sedang menikmati aku, memangnya kau pikir apa nikmatnya menyeruputku tapi mata fokus padamu? Aku itu pas sekali dinikmati dengan pemandangan indah atau rintikan hujan cantik yang menggoda."

Buku: "Beraninya bicara begitu, padahal kau malah membuatnya memikirkan yang nggak penting. Semakin dia terkena racunmu, semakin dia nggak bisa tidur. Dan dia jadi semakin punya banyak waktu untuk terbunuh oleh pikirannya sendiri."

Kopi: "Kenapa kau bisa begitu khawatir? Toh, kalau dia nggak tidur, dia akan membacamu sepanjang malam bahkan sampai pagi. Kau harusnya beruntung, kau bisa dinikmati setiap saat. Sedangkan aku, dia harus mencari waktu yang tepat untuk meminumku terutama kalau sudah larut malam."

Buku: "Kau nggak tahu, kau yang pertama kali dia pikirkan saat dia suntuk."

Kopi: "Benarkah?"

Buku: "Ya. Setelah sempat mengabaikanku selama beberapa waktu, sekarang dia telah kembali. Pecinta kita sudah kembali dan kita sudah bisa dinikmati olehnya lagi. Bersama-sama."

Kopi: "Itu kedengaran hebat. Jadi, kapan kita mulai mengacaukan dunianya?"

Buku: "Oh Kopi, sudah sejak dulu kita benar-benar mengacaukan dunianya."


Dear you two, me-really-love you.




No comments:

Post a Comment