Teruntuk Bosse,
Ah, kamu. Baru menulis kalimat pembuka saja pipiku sudah bersemu. Kenapa masih bertanya, padahal satu-satunya alasan rona merah jambu hanya kamu? Dan bersama dengan surat ini, aku menitipkan cinta dan harapan yang besar. Terlalu muluk memintamu mengabulkannya, jadi aku hanya ingin kamu membaca dan memahami bahwa di tiap titik yang mengakhiri kalimat ini, aku tertawa penuh harap bahagia.
Duhai @PosCinta, sudah dua kali aku mengikutsertakan surat cinta di #30HariMenulisSuratCinta. Satu surat rindu untuk dua sahabat masa kecilku, satu surat terima kasih untuk salah satu teman terdekatku. Kalau mereka saja bisa terharu kemudian menangis membaca sayangku yang dirajut huruf, kenapa tak kau izinkan aku menulis surat untukmu juga? Aku tidak semahir itu menulis, tapi aku yakin mahir dalam mengungkapkan sayang dalam bentuk tulisan. Untukmu. Bersama, kita akan menyatukan lebih banyak hati dan melebur dalam cinta. Membawa mereka berdansa bersama.
Rasanya tidak perlu banyak berkata-kata. Cintaku terlalu panjang untuk dibeberkan begitu saja. Kalau kamu bersedia, jadikan aku Tukang Pos-mu dan akan kutunjukkan isi dunia.
"Kamu itu simpul mati dalam ikatan. Titik akhir sebuah harapan."
Ayo memejam, aku menerbangkan doa untukmu dari kamar kost yang temaram.
Bandung, 27 Agustus 2012
Pengagummu, @IndahArifallah
aduh aduh ndaaaaah hahahaha isi hati ini? :p
ReplyDeleteBhahaha itu surat buat kepala editor gitu, Bet! Ceritanya aku lagi ngerayu dia supaya diterima jadi asisten tapi pake syaratnya pake surat cinta! XD
Deleteeditor?! kamu udah punya buku sendiri??? AWESOME!
ReplyDeleteMuahaha belum kok, Bet. Doain segera yah! :*
Deleteaku doakan! semoga sukses ada di setiap langkahmu ndah....♥
DeleteMakasih buat doanya, Ebet sayang! <3
ReplyDelete