Cokelat Panas

Ada rasa yang berbeda tiap kali menyesap secangkir cokelat panas. Sensasinya tidak menyentak seperti kopi. Lebih ringan dan manis. Tidak seperti kopi yang membuatmu terjaga, cokelat panas membuatmu terlelap. Membuatmu lari sejenak dari hiruk pikuk dunia yang merongrong isi kepala. Membuatmu lupa sejenak dari jerit-jerit di hati yang tak tahu diri.

Kopi membuatmu terjaga, membuatmu siaga.

Seperti mengingatkanmu untuk terus menegakkan bahu, jangan dulu rebah pada apa-apa yang beresiko mengacaukan kepala. Memporak-porandakan hati. Kopi seperti sahabat yang tak ingin kamu terbuai pada apa yang kelak menjatuhkanmu. Memecahkan tiap partikelmu.

Cokelat panas membuatmu terlelap, membuat duniamu senyap.

Seperti membiarkanmu untuk rehat sejenak, jangan terlalu kaku pada hidup yang sejatinya tak perlu dikhawatirkan begitu besar. Ini hidup. Nikmati, senyum, lalu melangkahlah dengan ringan. Kasihan bahumu kalau terus tegak. Cokelat panas seperti sahabat yang tahu betul jatuh bangunmu. Tak tega melihatmu terus berjuang hingga nyaris patah.


"Ini untukmu yang sedang lelah dengan hati dan isi kepala. Secangkir cokelat panas, plus sebuah janji kecil dari Tuhan. Bahwa kamu pantas bahagia dan dibahagiakan."



No comments:

Post a Comment