Tidak perlu hujan merintiki jendela untuk menghidupkan semua kenangan
Cukuplah aku dan persimpangan
Yang menyergap sosokmu dalam diam
Inginnya merasuk secara nyata, menyentuh kulitmu dengan raba
Lagi-lagi, memangnya aku bisa apa?
Akhirnya aku dan persimpangan
Ini yang mereka sebut takdir, cerita, jalan hidup, atau apapun itu
Yang membuat aku dalam posisi meringkuk
Memandangmu yang jauh dengan kikuk
Rasanya ingin mendekat, ingin kuberi kamu senyum hangat
Hanya satu senyum saja, sungguh
Beruntungnya orang-orang itu
Orang-orang yang tidak tahu betapa aku ingin jadi mereka
Bebas mendengar suara dan bicara denganmu
Bebas tersenyum bahkan tertawa padamu
Bebas menyentuh dan merasakan panas badanmu
Aku penasaran
Apa Tuhan sengaja menyimpan kamu sebagai kejutan?
Sosok pasti masih di ujung jalan.
ReplyDeleteMenanti dalam kesabaran.
Mungkin saja ia adalah yang kau inginkan, mungkin bukan.
Tuhan selalu punya alasan untuk suatu kejadian.
Teteeeeh :D jadi ikut-ikutan sok puitis padahal gak bisa -___- baru tau deh teteh punya blog yang isinya gini :) hehehe
Oke
Daaah :*
Dia menanti di ujung jalan
DeleteAku menapaki satu persatu persimpangan
Di akhir doa yang beriringan
Aku dan dia kelak bersisian
Hai, Megan! Hahaha kalimat kamu bagus kok, aku juga nggak bisa puitis sebenernya. Makasih udah mampir ke Pan-dora ya! :*
.
ReplyDelete