Merantau


Merantau. Melangkah keluar rumah demi menapaki dunia yang selama ini tak dikenal baik. Melangkah keluar rumah demi menjalani pendidikan, demi menjajal pekerjaan, demi mencari jati diri. Melangkah keluar dari rengkuh nyaman ayah ibu untuk kemudian berkenalan dengan orang-orang tua baru, keluar dari tawa teman-teman untuk kemudian melebur dengan orang-orang yang bahkan bahasa dan gerak-geriknya terasa tak familiar, keluar dari petak rumah yang selama ini menerimamu apa adanya untuk kemudian menyesuaikan diri dengan petak ruang baru yang dingin dan asing.
Merantau. Tak ada nasi hangat, bubur kacang hijau, dan sapaan khas ibu saat kamu pulang. Tak ada bantuan ayah saat kamu sakit atau kesulitan. Tak ada kehadiran orang-orang yang biasa kamu jadikan pelampiasan, tak ada pemakluman dari orang-orang yang begitu mengenalmu hingga kamu tak harus berpura-pura jadi orang lain. Hiruk pikuk saat matahari sedang tinggi, mendadak berganti senyap saat malam datang. Di penghujung hari, yang tersisa tinggal kamu dan sepetak ruang tempatmu terlelap. Di penghujung hari, kamu sadar kalau kamu kini juga terdiri dari kesepian-kesepian. 
Merantau. Tentang menemukan orang-orang baru yang kemudian jadi teman baik atau bahkan jadi keluarga kedua. Tentang menyadari bahwa perhatian kecil yang selama ini tak kamu pedulikan, ternyata begitu penting dan berharga. Tentang menyesuaikan diri sebaik dan sesulit-sulitnya, untuk diterima, untuk dianggap ada, untuk dihargai kehadirannya. Tentang terjatuh sendiri, lalu berusaha bangkit seorang diri karena sadar kamu tak bisa selamanya bergantung pada orang lain, karena sadar kamu kini menapak di atas kedua kakimu sendiri. Tentang menyembunyikan kabar-kabar buruk dari keluarga di rumah, berusaha tidak mengeluh, berusaha tertawa dan baik-baik saja. Tentang menahan rindu yang kadang tak terbendung air mata hingga nanti tiba saatnya pulang. 
Merantau. Bukan karena tak sayang keluarga, bukan karena tak menghargai waktu bersama mereka. Bukan pula karena orang tua yang tega, bukan karena orang tua yang tak mau menjaga. Ini tentang orang tua yang ikhlas melepas, mengiringi langkah anak-anaknya dengan doa, ini tentang anak-anak yang ingin meraih apa-apa yang dicita-citakan. Entah itu gelar, jabatan, materi untuk menopang keluarga, atau sekadar menjaga jarak demi kebaikan.
Merantau. Sebagian tentang berjuang, sebagian lagi tentang melawan kesepian.

4 comments:

  1. Huwaaaw aku belum pernah merantau dan selalu ingin merantau tapi belum punya keberanian haha :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti kalau (Insya Allah) punya kesempatan merantau, (Insya Allah) bakal dapat banyak pelajaran dan kenangan, Gan. :*

      Delete