Akhirnya bocah bungsu ini 13 tahun juga!
18 Februari 1999. Adik cowok sekaligus anak bungsu di keluarga-lumayan-besar ini lahir. Semacam kehadiran yang nggak terduga karena jaraknya yang cukup jauh. Namanya Muhammad Said Habil. Atas prakarsa kakak sulungnya, Habil dipanggil Abi oleh seluruh keluarga. Dan atas prakarsa kakak sulungnya juga, Abi akhirnya dipanggil Dedek.
Singkat cerita, Abi ini anak keempat dari empat bersaudara. Setelah satu-satunya cewek lahir jadi anak pertama, disusul kembar cowok, kemudian bungsu cowok ini muncul. Aku dan si kembar, sebut saja Husen-Hasan, selisih 1,5 tahun. Kami bertiga hidup dengan brutal. Dua adikku itu nggak pernah menganggap kakaknya seorang cewek. Jadi aku terbiasa memainkan semua yang berbau cowok, mulai dari tamiya sampai bola. Aku bahkan sering mengalahkan dua bocah itu dalam adu panco. Besar dengan jarak umur yang nggak jauh, aku dan si kembar jadi lebih seperti teman ketimbang kakak-adik.
Sampai saat Abi lahir.
Berbeda jauh dari dua bocah yang sering kuajak gulat, Abi rupanya jadi bungsu yang lucu. Dia lahir dengan bobot paling berat, putih, montok, rambut tebal seperti helm, dan pipi tembem yang merah. Singkatnya, dia adik yang aku impikan. Belum lagi, dalam pertumbuhannya, Abi lebih lengket denganku ketimbang dua kakak cowoknya. Aku dan Abi disebut kembar beda delapan tahun. Harusnya lahir bersama tapi beda tahun. Saking lengketnya, Abi yang jarang menangis, pasti selalu menangis kalau kubilang aku akan pergi kuliah bertahun-tahun dan meninggalkannya. Hahaha, dasar aneh.
Tapi, Abi nggak selucu itu juga, sih.
Justru dengan kelengketan itu, aku jadi sasaran empuk siksaannya. Sekedar informasi, Abi sekarang lebih tinggi sekitar 7 cm dan lebih berat sekitar 5 kg dariku. Dia mendadak jadi bungsu raksasa yang hobi menyiksa. Aku sering jadi sasaran gulatnya. Dan kadang, walaupun maksudnya bermanja-manja, dia suka menimpa tubuhku dengan badan bongsornya sambil terus berteriak, "SUDAH MATI BELOM?"
Dia itu adik bungsu yang aneh.
Tahun berganti tahun, hari berlalu sekejap mata, Abi semakin besar dan dewasa. Tapi, kami masih tidur bersama. Dia masih bungsu di keluarga, kesayangan semua, walaupun cueknya semena-mena. Dia yang paling nggak peduli dengan apa-apa, tapi selalu jadi yang utama.
Abi, adik kesayangan.
Di 18 Februari 2012 ini, si Dedek akhirnya jadi 13 tahun. Usia bertambah, tapi dia nggak banyak berubah. Ayah-Ibu sudah menyiapkan kue untuk kejutan ulang tahun dan akan diberikan besok pagi saat Abi bangun tidur. Dan aku akan selalu jadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun dan mencium pipinya.
Oh ya, aku ingin sekali memasukkan fotonya di akhir postingan ini. Tapi, demi menghormati kerahasiaan identitas (dia nggak pernah memasang foto asli di facebook atau twitter), aku juga nggak akan memasang foto dia sembarangan. Hahaha.
Sekali lagi, selamat hari lahir, Muhammad Said Habil!
Nggak banyak-banyak ucapan, doa sebesar dunia sudah aku siapkan. Satu pinta utama, semoga Allah SWT selalu bersamamu, selalu memeluk, dan mendekapmu.
Me-us love you, Dedek-ku!
SELAMAT ULANG TAHUN, ABI SAYANG!
No comments:
Post a Comment