Saat kau pergi, kisah kita tak lebih dari sekadar remah roti
Aku enggan memungutnya, silakan kau pungut sendiri
Aku takut, genangan di pelupuk mata tak lagi bisa kutahan,
saat menyaksikan cerita kita berantakan, berserakan, jadi pecahan
Jangan pernah sekalipun menyuruhku kuat,
kalau kau sendiri belum tahu apa itu kehilangan
kalau kau sendiri belum pernah merasakan dinginnya ditinggalkan
kalau kau sendiri belum pernah meringkuk seorang diri, menggigil kesepian
Kau menyuruh kita terus berpegangan tangan,
kemudian kau berlari kencang dan meninggalkan
Hatiku tentu bisa sembuh berkali-kali,
tapi untuk mulai mencintai lagi?
Itu tanggung jawabmu yang tak punya hati
Jangan kembalikan hatiku
Seseorang sudah memberikan miliknya untuk kumiliki
aku suka ini, Indah. Suka semuanya. Tapi aku suka tulisan lepas ini. Bukan berplot seperti cerpen, tapi tak juga terlalu puitis untuk disebut puisi. Aku suka ini :)
ReplyDeleteKalau sedang gak kepikiran bikin plot cerpen, aku suka bikin tulisan lepas gini. Hehe, terima kasih, Kak. :)
Delete