Percayakah kamu dengan frase: "Bahagia itu sederhana"?
Dulu sekali, kupikir bahagia harus melulu mengenai semua yang kusukai. Hal-hal yang membuat senyum terkembang dan senyum tergulung senang. Kalau meleset dari ancang-ancang, bahagia bukan lagi bahagia. Sulit memercayai kalau bahagia berwujud sederhana.
Yang namanya bahagia, ya harus diusahakan dengan susah payah. Kalau bahagia itu sederhana, kenapa sulit sekali dirasakan?
Tidak sulit ditemukan ternyata. Bahagia ada dimana-mana. Hanya bentuknya yang berbeda. Hanya butuh kita yang lebih peka, lebih perasa dengan suguhan dunia. Kalau dulu kupikir bahagia hanya sebatas cita-cita dan harapan, sekarang secangkir kopi di sore hari saja sudah jadi bentuk bahagia. Memegang dan mencium pipi adik bungsu, mendengarkan musik seenaknya, atau bahkan hanya melamun di penghujung senja.
Bahagia. Jelas-jelas sederhana. Jelas-jelas sebuah pilihan.
No comments:
Post a Comment