"... Hingga Melumpuhkan Jiwa"

"Akal sehatku berhenti kala menatap indah matamu... hingga melumpuhkan jiwa."

Judul yang terlalu berat untuk tulisan yang ringan. Judul yang saya ambil dari sepotong lirik lagu kesayangan. Dari sebuah band yang juga kesayangan sejak masih jadi bocah ingusan di sekolah menengah pertama. Iya, saya ingin sedikit bercerita tentang Ada Band. Normalnya, saya nggak akan membahas idola dengan begitu gamblang disini. Tapi, saya merasa perlu. Ada Band bukan sekadar band yang saya suka. Lebih kurangnya, saya dibesarkan dengan mendengarkan lagu-lagu mereka. 

Hahaha. Berlebihan ya? Tapi sungguh, saya yang dulu masih anak 12 tahun, sudah begitu suka dengan lirik lagu mereka yang semuanya metafora. Serba majas, pemilihan kata sulit, dan perlu didengarkan berkali-kali hanya untuk dimengerti. Buat saya pribadi, hampir semua lirik lagu mereka nggak dibuat sembarang dan punya arti dalam. Ah, saya memang terlalu mencintai band ini. Mereka terlalu punya histori dalam diri dan otak saya. Bisa dibilang, saya jadi familiar dengan susunan kata indah, juga karena band ini.

Saya pikir, saya yang suka menulis melankolis ini, "lahir" karena mereka.

Bahkan Pan-dora sekalipun, sepertinya juga "lahir" karena mereka.

Sabtu, 11 Mei 2013, setelah hampir sepuluh tahun mendarahdagingkan lagu-lagu Ada Band, saya akhirnya bertemu mereka. Di depan mata, hanya berjarak 1 meter kira-kira. Mereka muncul di depan saya. Demi Tuhan, saya kehabisan kata-kata. Silahkan anggap saya berlebihan, tapi melihat mereka menyanyikan beberapa lagu di depan mata saya itu seperti mimpi. Melihat Donnie Sibarani, si vokalis yang dulu posternya saya pajang di dinding kamar dan dipelototi tiap sebelum tidur. Yang semua lagunya saya hapal, yang semua kasetnya tiap hari saya putar. Tahun kemarin, saya menonton konser Big Bang, idola yang sudah nggak perlu dipertanyakan betapa saya mencintai mereka. Tapi Ada Band, jelas sesuatu yang berbeda. Mereka... menjajah hati saya bertahun-tahun. Sulit diungkapkan. Hahaha.


Mendekat hatimu padaku
biar mata ini hanya diam saling menyapa
meresapi suara jiwa ini
Ketika takut menghalangi, jadi putus asa
genggam perasaanku erat
detik ini menangi cinta yang tulus dan suci
                                                                        Ada Band - 1001 Cara

Angin malam berhembus, lirih dingin menyapa
coba merasakan semilir kehadiranmu
Tuhan, kutanya cinta, kemana arah dan tujuannya
bila memang berpisah, mengapa maut yang pisahkan?
                                                                       Ada Band - Nyawa Hidupku

Kehilangan dirimu, menyakitkan nurani
separuh nyawa terbawa, menyisakan perih di hatiku
Baiknya semua kenangan yang terindah 
tak kubalut dengan tangis
Baiknya setiap kerinduan yang merajam 
tak kuratapi penuh penyesalan
                                                                    Ada Band - Baiknya


Saya bersyukur dulu pernah begitu menyukai lagu 'Jadikan Aku Raja' hingga membuat saya mencari semua lagu mereka. Selamat menemukan salah satu nenek moyang, Pan-dora.

No comments:

Post a Comment