Halo, Sayang,
Aku menyapamu. Menggelayut manja di pundak lebarmu. Kamu tersenyum
menatapku, meraih tanganku. Aku suka ini. Kamu menyentuh dan mengelus
tanganku dengan lembut dan membuatku ingin menempel selamanya di
punggungmu. Kamu selalu menatap ke dalam mataku dalam-dalam. Aku pikir
kamu mencari sesuatu. Seakan aku menyembunyikan rahasia tentangku, yang
nggak ingin terbagi denganmu.
"Apa yang sebenarnya kamu cari di mataku?"
"Kamu. Dan aku selalu menemukannya."
Sayang, kenapa ya aku suka sekali melihatmu tertidur. Terlelap
seperti bocah yang nggak peduli dunia. Tidur itu saat seseorang nggak
awas dengan sekitar. Keadaan paling lemah sebagai manusia. Dan aku,
senang melihatmu terebah lemah di sampingku. Aku jadi merasa bisa
melindungimu. Bisa menggenggammu.
Sayang, kamu milikku.
Dunia ini kejam, ya. Aku, sebagai wanita yang harusnya tergugu rapuh,
malah mengkhawatirkan kamu. Bisakah kamu bertahan di kerasnya perasaan
ini? Bilakah kelak dunia menantangmu untuk melepaskanku, akankah kamu
merelakanku? Jika saja, kelak semesta nggak menginginkan lagi aku dan
kamu bersatu, akankah kamu lebih kuat dari aku? Jangan dijawab, Sayang.
Tidurlah.
Aku di samping kamu. Bersamamu.
No comments:
Post a Comment