From Mommy to You (in the future)

Salam kecup pipi tembem!
    
       
Hai hai, anak-anakku yang entah ada berapa! Halo anak-anakku yang entah bagaimana wajahnya! Hola hola anak-anakku yang pasti sekece Mommy-nya!
       
Kalian pasti berpikir punya ibu yang gila. Ini bukan gila. Ini kata sambutan yang (terlalu) cepat dari ibu kalian yang entah kenapa mendadak ingin menyapa anak-anaknya yang bahkan belum dititipkan. Eits, ini bukan kebelet menikah. Bertemu ayah kalian saja belum. Ini hanya surat iseng tapi bermakna yang khusus dikirim dari sekarang ke masa depan.
       
Oke. Surat konyol ini nggak akan panjang. Aku hanya ingin memberitahu betapa aku ingin kalian panggil Mommy. Heh, ini bukan sok barat. Ini lebih tepat disebut keinginan bawaan karena aku suka membaca chicklit yang kebanyakan novel terjemahan. Terima kasih sudah susah payah mengerti alasanku ingin dipanggil Mommy. Coba bayangkan kalimat ini: “Mommy, aku mau pipis!” Cute, huh?
       
Nenek kalian, ibuku, yang rencananya akan kalian panggil Grandma -itu juga kalau ibuku nggak melotot dan menolak dengan keji- pasti akan jadi nenek yang sangat baik. Beliau jarang marah dan suaranya selembut radio dengan volume terendah. Yah, itu mungkin lebih terdengar seperti semacam bisikan. Kakek kalian, ayahku, yang rencananya akan kalian panggil Grandpa -itu juga kalau ayahku nggak menyerngit heran dan mengikuti penolakan ibuku- akan jadi kakek yang lucu dan menyenangkan. Kalian akan tertawa terus menerus dan mungkin akan lebih betah tinggal bersamanya ketimbang ayah kalian. Eh, yang terakhir aku nggak sungguh-sungguh.
       
Aku nggak mau mengatakan terlalu banyak hal. Ini hanya sekelumit perjumpaan semu yang aku dan semua gadis nantikan. Baju kembaran sekeluarga, kereta bayi kalian, foto dan video masa kecil. Semua terbayang, semua membuat berdebar.
       
Semoga Tuhan memberiku umur panjang agar kelak aku dan kalian bisa bertemu. Aku nggak akan menjanjikan menjadi ibu hebat dan yang lainnya. Aku hanya ingin kita bertemu dengan indah dan mengharukan, sisanya biar Tuhan yang merancang.
       
Oke anak-anak, saatnya surat berakhir. Kita akan bicara banyak nanti. Aku akan mengajakmu bicara bahkan saat kau masih merah dan hanya bisa menatapku dengan kosong. Atau aku akan mengajakmu bicara sejak saat kau masih berenang di dalamku.
       
Yang jelas, kita akan bicara lagi. Kali ini dari darah ke darah. Hati ke hati.

Sampai jumpa kelak, pipi-pipi tembem!


Salam cium bau susu,
Mommy, 20 tahun, single, hobi ngobrol dengan langit-langit kamar.

No comments:

Post a Comment