Sang Pemilik Rusuk

Ini mungkin akan membuatmu menggulirkan bola mata karena judul yang terlalu melow. Ini mungkin akan membuatmu malas karena pembahasan semacam ini agak berat. Tapi, ini selalu membuatku tersenyum saat membayangkannya.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak menyodorkan cincin untuk memintamu? Mungkin bukan cincin mahal dengan berlian sebesar kepalan tangan, bisa jadi hanya sebentuk cincin kecil berukiran sederhana dan tampak kurang menarik. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya butuh berjam-jam untuk memilihnya.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak berani dan punya cukup nyali untuk menemui ayah dan ibumu, bicara empat mata dengan tegang pada mereka, dan harap-harap cemas dalam penantiannya? Mungkin bukan lamaran dengan pesta kejutan atau iring-iringan band, bisa jadi hanya kedatangan yang tampak biasa di sore hari. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya berjuang melatih bicaranya di kamar sembari bolak-balik menahan gugup.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak memandangi wajahmu dengan yakin, kemudian membulatkan tekad kalau kau bisa menjadi ibu yang hebat buat anak-anaknya? Mungkin yang satu ini tak pernah dinyatakannya, atau bahkan ia tak pernah menunjukkan tanda-tandanya. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya telah jutaan kali membayangkanmu menggendong anak perempuannya atau bercengkrama dengan anak lelakinya.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak mengantarmu ke rumah sakit saat kau mengalami pasang surut perasaan mengandung anak? Mungkin terkadang ia akan habis kesabaran menghadapimu, atau bahkan ia tak juga tak akan bisa sering mengantarmu. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya begitu khawatir dengan keadaanmu dan begitu tak sabar melihat anaknya.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak berdiri dan memompa semangatmu, berteriak, menelan ludah susah payah, saat tiba waktunya melahirkan? Mungkin nantinya ia tak akan berada di ruang bersalin, atau bahkan ia sedang dinas di kota lain. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya mengalami sesak nafas akut yang hanya bisa disembuhkan oleh tangis anaknya.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak tiap malamnya tertidur lelap di sampingmu? Mungkin ia akan mendengkur keras atau mengigau, mengganggu kualitas tidurmu dan membuatmu hilang kesabaran. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya begitu senang mengetahui kau masih setia berada di sampingnya hingga matahari terbit, dan tak jarang bangun lebih dulu hanya untuk menatap wajah terlelapmu.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak akan membuatmu sibuk bereksperimen dengan berbagai resep makanan? Mungkin ia akan mencela dan menyerngit, atau ia hanya berwajah datar saat kau sajikan makanan percobaanmu. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya senang melihatmu rela berpanas-panas di dapur untuknya, bangga melihatmu berakrobat dengan bumbu demi menyenangkan hatinya.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak akan menjadi tempat bersandarmu selamanya, merengkuhmu dalam pelukan hangatnya, menenangkanmu dalam diamnya, dan ikut menangis dalam dukamu? Mungkin segala upayanya sia-sia, mungkin juga ia terlihat tak bisa berbuat apa-apa. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya tak pernah ingin melihatmu menangis, begitu takut melihatmu terluka, dan ia tak sanggup menahan perasaan bersalah saat gagal membuatmu tertawa.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak akan membuatmu marah besar, berteriak keras penuh emosi, dan mendadak menyesal telah menikahinya? Yang satu ini bagian tak mengenakkan sekaligus tak terelakan. Dan kita tak pernah tahu kalau ternyata ia yang ceria nyatanya bisa marah begitu dahsyat. Tapi ia, si pemilik rusuk, nyatanya juga manusia biasa. Sama sepertimu, ia juga benci pertengkaran dan debat sengit, ia tak suka melihatmu mengacungkan telunjuk padanya, menuding tingkahnya, dan menyalahkannya. Ia menikahimu karena mencintaimu, ingin menjagamu.

Pernahkah kau membayangkan siapa pria yang kelak membuatmu yakin pada cinta sejati, cinta selamanya, dan belahan jiwa?

Ini tidak untuk dijawab. Anggukan, senyum, dan bayanganmu tentangnya telah menunjukkan semua. Kau tahu, kadang cinta membuatmu tertawa begitu keras. Entah karena bahagia atau menertawakan dirimu sendiri. Tapi, hanya pada pemilik rusuk-lah semua cinta rela dibagi dan digadaikan tanpa sisa.
Saat ini ia menunggumu. Ia bisa berada di mana saja. Ia bisa siapa saja. Satu hal yang pasti, ia berada di masa depanmu. Kalian sedang saling menunggu.

No comments:

Post a Comment